Analisis Kebudayaan dalam modernisasi Ilmu Budaya Dasar

MAKALAH
Ilmu Budaya Dasar
“ANALISIS DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEBUDAYAAN DAYAK MENTUKA“




DISUSUN OLEH : Muhammad Rizqi Ariadi 




KELAS 1IA03
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK INFORMATIKA





 
A. JUDUL
ANALISIS DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEBUDAYAAN DAYAK MENTUKA
 
B. LATAR BELAKANG
Suku Dayak, sebagaimana suku bangsa lainnya, memiliki kebudayaan atau adat-istiadat tersendiri yang pula tidak sama secara tepat dengan suku bangsa lainnya di Indonesia. Adat-istiadat yang hidup di dalam masyarakat Dayak merupakan unsur terpenting, akar identitas bagi manusia Dayak. Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar (Garna, 1996).
Jika pengertian tersebut dijadikan untuk mengartikan kebudayaan Dayak maka paralel dengan itu, kebudayaan Dayak adalah seluruh sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia Dayak dalam rangka kehidupan masyarakat Dayak yang dijadikan milik manusia Dayak dengan belajar. Ini berarti bahwa kebudayaan dan adat-istiadat yang sudah berurat berakar dalam kehidupan masyarakat Dayak, kepemilikannya tidak melalui warisan biologis yang ada di dalam tubuh manusia Dayak, melainkan diperoleh melalui proses belajar yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, kebudayaan Dayak juga mengalami pergeseran dan perubahan. Hal ini berarti bahwa kebudayaan Dayak itu sifatnya tidak statis dan selalu dinamik; meskipun demikian, sampai saat ini masih ada yang tetap bertahan dan tak tergoyahkan oleh adanya pergantian generasi, bahkan semakin menunjukkan identitasnya sebagai suatu warisan leluhur. Dalam konteks ini, dan dalam tulisan ini bermaksud untuk mengupas dampak modernisasi terhadap kebudayaan Dayak Mentuka. Modernisasi merupakan suatu yang pasti akan terjadi pada setiap negara, kebudayaan, suku dan lain sebagainya, modernisasi tidak bisa hindari, melainkan harus dihadapi. Selain memberikan dampak positif, modernisasi juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat. dampak-damapak modernisasi tentu ada yang merugikan dan ada yang menguntugkan.

C. KAJIAN PUSTAKA
1. MODERNISASI
Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil. (wilbert, E, Moore) dalam soerjono soekanto, 2010:304.
Menurut soerjono soekanto (2010:304) modernisasi “merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada perencanaan (social planning). Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan karena persoses meliputi bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses, disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antar kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan dan sebagainya”.
a. syarat-syarat modernisasi. Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
  2. Sistem administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
  3.  Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
  4. Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media massa.
  5.  Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
  6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
b. Dampak positif dan dampak negatif modernisasi
b.a Dampak positif modernisasi
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
b.b Dampak negatif modernisasi
1. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.
2. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
4. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
5. Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.
2. KEBUDAYAAN
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa.
Menurut E.B. Tylor (dalam Elly M. Setiadi, 2006: 27) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan.
Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
1. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
2. Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
3. Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
a) Unsur-unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat dalam bukunya ‘Kebudayaan Mentaluitet dan Pembangunan’ menggambarkan kebudayaan mencakup 7 unsur universal sesuai urutan dari yang lebih sukar berubah, yaitu:
(1) sistem religi & upacara keagamaan
(2) sistem dan organisasi kemasyarakatan
(3) sistem pengetahuan
(4) sistem bahasa
(5) sistem kesenian
(6) sistem matapencarian hidup; dan
(7) sistem teknologi dan peralatan.
b) Ciri-ciri khas kebudayaan adalah:
(1). Bersifat historis. Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis danselalu maju yang diwariskan secara turun temurun
(2). Bersifat geografis.
Kebudayaan manusia tidak selalu berjalan seragam,ada yang berkembang pesat dan ada yang lamban, dan ada pula yang mandeg (stagnan) yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksidengan lingkungan, kebudayaan kemudian berkembang pada komunitastertentu, dan lalu meluas dalam kesukuan dan kebangsaan/ras. Kemudiankebudayaan itu meluas dan mencakup wilayah/regiona, dan makin meluas dengan belahan bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi)dalam era informasi dimana terjadi saling melebur dan berinteraksinyakebudayaan-kebudayaan, dan
(3). Bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu. Dalam perjalanan kebudayaan,manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya. Di sinilah manusia terbentur pada nilai, nilai yang mana, dan seberapa jauh nilai itubisa dikembangkan? Sampai batas mana?
D. PEMBAHASAN
1. Pengertian Dayak secara umum
Istilah dayak berasal dari dayaka (dari bahasa kawi) yang berarti ‘suka memberi’. Pengetian ini mungkin didasarkan pada sifat orang dayak pada zaman dulu yang suka memberi apa saja, seperti ayam, tanah, makanan, dan lain-lain kepada pendatang. Simon Takdir, 2002 (dalam mozaik dayak, 2008:11)
Sementara itu ada yang menyebut dayak berasal dari istilah daya yang berarti kekuatan.
Dayak atau Daya (ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan ( Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah danSarawak, sertaIndonesia yang terdiri dariKalimantan Barat,Kalimantan Timur,Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan).
Ada 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai dan Paser Menurut sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.
2. Dayak di Kalimantan Barat
Provinsi kalimantan Barat merupakan salah satu dari 33 provinsi yang ada di indonesia, yang luasnya 145.807 km2 atau 7,535 dari luar indonesia. Dilihat dari luasnya, provinsi ini merupakan provinsi terluas keempat setelah papua, kalimantan timur, kalimantan tengah. Provinsi ini terdiri dari 14 pemerintahan daerah tingkat II, yaitu kabupaten Sambas, Bengkayang, Pontianak, Landak, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Kota singkawang dan Kota Pontianak.
Sujarni Alloy, Dkk dalam bukunya yang berjudul Mozaik Dayak “KEBERAGAMAN SUB SUKU DAN BAHASA DAYAK DI KALIMANTAN BARAT” 2008: 26. Menyebutkan bahwa “subsuku dayak yang ada dikalimantan barat ada 151 subsuku dan jumlah bahasa dayak sebanyak 168 bahasa”.
Dari pernyataan diatas dapat kita lihat bahwa betapa beragamnya subsuku dan bahasa dayak dikalimantan barat. Tentunya keberagaman dan keselarasan baik itu antara orang dayak sendiri dan antara orang dayak dengan suku-suku yang lain selalu terjaga, sehingga selalu tercipta keharmonisan dikalimantan barat.
3. Dayak Mentuka
Dayak Mentuka adalah sekelompok masyarakat yang bermukim disepanjang sungai mentuka. Jaraknya kira-kira 450km dari kota pontianak atau kira-kira 18km kearah selatan dari ibu kota kecamatan nanga taman, kabupaten sekadau. (Sujarni Alloy, Dkk, 2008: 233).
Dayak Mentuka berada dikabupaten sekadau, tepatnya dikecamatan nanga taman. Dayak mentuka berada disepanjang sungai mentuka, aliran sungai mentuka melewati tiga desa yaitu Desa pantok, Desa lubuk tajau dan sebagian Desa nanga taman.
Namun dalam proses penyebarannya banyak juga suku dayak mentuka yang ditemukan didaerah lain seperti di kecamatan nanga mahap. Masyaratakat Dayak mentuka sebagian besar berpenghasilan dari hasil alam, seperti karet, beras, dan masih banyak lagi.
(a). pekerjaan msayarakat Dayak Mentuka
Mayoritas pekerjaan masyarakat Dayak mentuka adalah petani, petani karet dan pedagang. Dan banyak juga yang menjadi pegawai negeri, seperti guru, pekerjaa kantoran, dan lain sebagainya.
(b). Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa mentuka.
Tabel.b.1. contoh bahasa yang digunakan
Bahasa mentuka
Bahasa indonesia
kayodeh
Tidak ada
yoga
harga
Monsi’k
habis
(c). Adat-istiadat
Adat-istiadat yang dimiliki Dayak mentuka sangat beragam, mulai dari awal tahun sampai akhir tahun selalu ada upacara adat, dari kelahiran sampai kematian. Tentu ini merupakan sebuah kekayaan yang dimliki dayak mentuka dan patut dijaga dan dilestarikan.
Misalnya seperti upacara adat seperti: 
(c).a. “N’yemaru” yaitu acara sebagai ungkapan syukur atas panen yang telah dilaksanankan acaran ini biasa dilaksanakan setelah selesai panen padi, seperti pada bulan maret atau april.
(c).b. “nyapat tahun” acara ini gunanya untuk memberikan penghormatan kepada leluhur dan meminta kehidupan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, acara ini biasa dilaksanankan pada pertengahan tahun, fungsinya sebagai ungkapan syukur pada Data Patara (Tuhan
(c).c. “naik balai” yaitu acara yang dilakukan Dayak mentuka selama Dua tahun sekali, acara ini seperti pesta rakyat, dimana setiap masyarakat bergotong-royong baik itu dalam mengumpulkan uang, beras, tuak, dan perlengkapan lainnya, fungsi mengumpulkan ini semua yaitu untuk membeli perlengkapan yang diperlukan dalam acara adat ini, dalam acara ini juga biasanya barang-barang yang dianggap pusaka atau keramat di pampas atau dimandikan dengan darah-darah hewan yang dikurbankan. Acara ini yang membedakan dengan acara gawai biasa adalah dalam acara naik balai memang lebih mengutamakan acara adat. Sedangkan gawai-gawai yang biasa dilakukan setiap tahun lebih pada perayaan-perayaan ungkapan syukur, misalnya pesta sunat, pesta pernikahan, pesta rumah baru dan lain-lain.

(d). senjata atau barang-barang yang digunakan
senjata atau barang-barang yang digunakan yaitu:
  • Mandau, biasanya digunakan hanya dalam upacara adat, seperti “naik balai”.
  • parang, parang biasanya digunakan untuk menebas,
membuat ladang.
  • Nayaak/ takin. Biasa digunakan untuk menyimpan
Barang-barang keperluan sehari-hari seperti mnyimpan kayu bakar, menyimpan ubi, menyimpan gelas, piring dan lain-lain.
  • Tayokut, sejenis nayaak namun anyamannya lebih
padat, funsinya untuk menyimpan beras, dan padi.
  • Yaggak, fungsinya untuk menyimpan sayur-mayur.
  • Bakol/ bakul, untuk menyimpan nasi.
(d). Tarian
Tarian yang dimiliki Dayak mentuka yaitu “Bataja” tarian ini biasa dipertunjukan saat acara-acara adat seperti “Naik Balai”.

4. Dampak Modernisasi bagi Kebudayaan Dayak Mentuka.
Lajunya arus perkembangan teknologi dan modernisasi membuat manusia semakin mudah dalam melakukan segala akitifitas, namun dibalik kemajuan ini memberikan dampak-dampak yang sangat terasa baik itu dampak positif maupun dampak yang negatif. Dalam hal ini kesadaran masyarakat dalam memilah kebudayaan yang baru sangat penting, fungsinya agar kebudayaan luar yang baru masuk bisa tersaring dengan baik sehingga bisa memberikan corak baru dalam suatu daerah.
Dalam kesempatan ini akan dibahas dampak positif dan dampak negatif dari modernisasi terhadap kebudayaan Dayak Mentuka.

(a). Dampak positif Modernisasi bagi kebudayaan Dayak Mentuka.
  1. Dampak positif yang sangat terasa yaitu pada kemajuan teknologi, misalnya pada waktu dulu masyarakat melakukan akitfitasnya hanya dengan berjalan kaki, namun karena Modernisasi masyarakat dipermudah dengan adanya kendaraan bermotor. Selain itu dalam berkomunikasi masyarakat sudah menggunakan perangkat elektronik seperti handpone.
  2. Dari segi pendidikan, sudah banyak juga masyarakat dayak mentuka yang mengenyam pendidikan tinggi, bekerja diinstansi pemerintahan. Kesadaran masyarakat Dayak mentuka sanggat tinggi dalam dunia pendidikan, hali ini bisa dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang berasal dari masyarakat dayak mentuka, selain itu di berbagai instansi pemerintahan juga banyak didapati masyarakat dayak mentuka, bahkan ada yang menjadi wakil bupati sekadau.
  3. Dari segi Sosial. Toleransi masyarakat dayak mentuka terhadap kaum pendatang sudah sangat baik, bukitnya didaerah ini banyak ditemui masyarakat-masyarakat lain yang berbeda latar belakang kebudayaan. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat dayak mentuka sanggat menghormati perbedaan.
  4. Dari segi ekonomi. Pendapatan atau penghasilan masyarakat mentuka sudah mulai beragam,, masyarakat sudah pandai dalam mengatur keuangan.
(b). Dampak negatif modernisasi bagi masyarakat dayak mentuka.
  1. Dampak negatif yang sangat terasa dari modernisasi bagi masyarakat dayak mentuka diantaranya, masuknya kebudayaan-kebudayan baru yang tidak terfilterisasi dengan baik menyebabkan kebudayaan yang bersifat negatif juga terbawa. Misalnya seperti miras atau minuman keras merupakan suatu yang dapat merusak kesehatan. Dalam hal ini banyak anak-anak muda dayak mentuka yang suka mengkonsumsi alkohol yang sangat berlebihan sehingga mabuk. Tentu ini merupakan sebuah penyimpangan yang telah melenceng dari kaidah adat yang sesungguhnya.
  2. Selain itu maraknya perjudian waktu adanya acara gawai, tentu ini bisa membuat citra dayak mentuka buruk dikalangan kaum pendatang, dimana acara gawai yang sebenarnya sudah berubah menjadi sesuatu yang tidak memberikan kesan yang baik.
  3. Masuknya hiburan malam seperti kafe-kafe yang tidak memberikan nilai yang positif bagi masyarakat, tentu ini merugikan banyak kalangan terutama bagi kaum remaja. Kaum remaja sangat mudah terpengaruh dengan hal-hal yang seperti ini, karena jiwanya yang masih labil cendrung mengutamakan sifat hedonisme.
  4. Kurang pedulinya kaum remaja terhadap eksistensi kebudayaan sendiri menjadi mimpi buruk bagi keberadaan dayak mentuka kedepannya. Banyak anak-anak muda yang tidak memahami akar kebudayaan yang sebenarnya dan tidak mengetahui adat-istiadat yang ada. Buktinya sudah banyak acara-acara adat yang telah hilang, padahal jika dipertahankan tentu ini menjadi warisan yang tidak ternilai harganya.
  5. Kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita patut dijaga dan dilestarikan sehingga selalu bisa dirasakan oleh generasi-generasi yang akan datang.

E. SIMPULAN
Dayak Mentuka adalah sekelompok masyarakat yang bermukim disepanjang sungai mentuka. Dayak Mentuka berada dikabupaten sekadau, tepatnya dikecamatan nanga taman. Dayak mentuka berada disepanjang sungai mentuka, aliran sungai mentuka melewati tiga desa yaitu Desa pantok, Desa lubuk tajau dan sebagian Desa nanga taman.
Namun dalam proses penyebarannya banyak juga suku dayak mentuka yang ditemukan didaerah lain seperti di kecamatan nanga mahap.
Dari pemaparan diatas sudah sangat jelas bahwa menjaga dan meilihara keberadaan kebudayaan sangat penting gunanya untuk melindungi kebudayaan dari kepunahan dan supaya tidak diklaim oleh bangsa lain.

Modernisasi tidak bisa kita hindari melainkan harus kita hadapi, dalam konteks ini keberadaan dayak mentuka sudah sangat kompleks yaitu dengan masuknya kedudayaan-kebudyaan baru. jika ini tidak difilter dengan baik oleh masyarakat dayak mentuka tentu ini akan berdampak bagi eksistensi kebudayaan dayak mentuka.

F. SARAN
Sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa sudah sepatutnya kita menjaga kekayan budaya kita. Selain itu peran pemerintah sangat penting dalam hal ini, misalnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuh kembangkan cinta terhadap kebudayaan sendiri.

F. DAFTAR PUSTAKA
Garna, Judistira K. 1996. Ilmu-Ilmu Sosial, Dasar-Konsep-Posisi,
Bandung: Program Pascasarjana Unpad.
http://www.scribd.com/doc/62554417/Ciri-kebudayaan  diakses
tanggal 21 april 2016
Setiadi M. Elly. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar, jakarta. Media
group
soekanto, soerjono,2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, PT
Raja Grafindo persada
Sujarni Alloy, Dkk. 2008. Mozaik Dayak Keberagaman Subsuku
Dayak di Kalimantan Barat. Jakarta



Tag : IBD
1 comments to "Analisis Kebudayaan dalam modernisasi Ilmu Budaya Dasar"

Thank you for the information...
Please visit our web :
IT TELKOM JAKARTA

Please comment fit the theme , use words that are wise in commenting (no ads , no porn , no spam ) . Comments that include an active link , advertising , or entrusted link , will be incorporated into the SPAM folder . Thanks.

Back To Top